TEMPO.CO, Jakarta -Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane atau BBWSCC melanjutkan program revitalisasi sejumlah situ yang tersebar di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek). Pada tahun ini Balai Besar telah merencanakan untuk merevitalisasi lima situ dengan anggaran Rp 23,9 miliar. “(Revitalisasi) untuk mengembalikan dan mempertahankan fungsi situ sebagai pengendali banjir,” ujar Kepala BBWSCC Bambang Hidayah, Jumat, 18 Januari 2020.
Bambang mengatakan, sejak 2007, Balai Besar secara bertahap mengambil alih pengelolaan 206 telaga di kawasan Bodetabek. Pengelolaan terpusat ini didasarkan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Sejauh ini, kata Bambang, sudah 185 situ diidentifikasi oleh Balai Besar. Dari jumlah itu, baru 62 situ yang bisa diinventarisasi dengan pengukuran dan pemasangan patok pembatas. Sedangkan 15 situ dinyatakan hilang dan sisanya belum terdata.
Menurut Bambang, 15 situ yang hilang itu tersebar di Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Tangerang, dan Kota Depok. Umumnya lahan situ telah beralih fungsi menjadi permukiman. “Seharusnya situ tidak boleh dialihfungsikan menjadi permukiman,” katanya.
Keberadaan telaga sangat penting untuk konservasi sumber daya air. Dengan adanya telaga, air permukaan bisa ditampung lalu terserap ke dalam tanah. Sedangkan jika tidak ada telaga, air akan mengalir ke saluran pembuangan dan langsung terbuang ke laut.